Pertama.
Orang-orang Musyrik zaman dahulu menyekutukan Allah, berdo’a kepada Malaikat, kepada orang-orang shalih dan kepada patung-patung disamping menyembah Allah hanya dalam keadaan lapang. Adapun dalam keadaan sempit, mereka mengikhlasan do’a kepada Allah.
Allah berfirman,
وَإِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فِى ٱلْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلَّآ إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّىٰكُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ كَفُورًا
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. (QS. Al Isra 67)
Firman Allah,
“Katakanlah (hai Muhammad kepada yang mempersekutukan Tuhan), ‘Jelaskanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar?’ Tidak! Tetapi hanya kepada-Nya kamu bermohon, maka Dia menyisihkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah)” (QS Al-An’am [6]: 40-41)
Firman Allah,
“Dan apabila manusia itu ditimpa bahaya kemudharatan, dia bermohon kepada Tuhannya kembali taat kepadaNya. Tetapi manakala Tuhan memberikan nikmatNya kepadanya, lupalah dia kepada kemudharatan, padahal ia telah bermohon sebelumnya kepada Tuhan supaya kemudharatan itu dilenyapkan. Lalu diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah, untuk menyesatkan manusia dari agamaNya. Katakanlah: “Bersukarialah dengan kekafiranmu itu buat sementara. Sesungguhnya kamu, adalah penghuni neraka “. (QS. Az Zumar 8)
Dan Firman Allah,
“Apabila mereka dilamun ombak yang menggunung, mereka berdoa kepada Allah dengan setulus hati berkhidmat kepadaNya. ” (QS Lukman 32 )
Barang siapa yang memahami masalah yang telah Allah jelaskan dalam kitab-Nya, bahwa orang-orang musyrik yang diperangi Rasulullah itu berdo’a kepada Allah dan juga pada selain Allah dalam keadaan lapang; sedangkan dalam keadaan kesempitan atau bahaya, mereka tidak menyeru kecuali kepada Allah saja, yang tiada sekutu bagi-Nya dan merekapun melupakan sembahan-sembahan yang mereka puji, tentu mengetahui dengan jelas perbedaan antara bentuk syirik orang-orang zaman sekarang dengan orang-orang dahulu. Namun manakah orang yang hatinya paham masalah ini dengan pemahaman yang dalam ? hanya Allah lah tempat memohon. pertolongan.
Kedua.
Bahwa orang-orang musyrik dahulu, mereka berdoa kepada Allah dan juga berdo’a kepada orang-orang yang dekat kepada-Nya, mungkin para nabi, Wali, Malaikat, atau berdoa kepada Pohon-pohon atau batu-batu yang mereka itu selalu taat kepada Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya.
Sedangkan orang-orang musyrik pada zaman sekarang, mereka berdo’a kepada Allah dan juga berdo’a kepada manusia-manusia yang pailing fasik. Orang-orang yang mereka seru adalah orang-orang yang sebut-sebut sendiri banyak melakukan kejelekan-kejelekan seperti meninggalkan shalat, berzina, mencuri, dan yang lainnya.
Orang-orang yang menggantungkan diri kepada orang-orang shalih yang taat kepada Allah tentunya lebih ringan kesyirikannya daripada orang yang menggantungkan diri kepada orang yang diketahuinya suka melakukan kefasikan dan kerusakan.